dendam. Getar ini hati yang panjang dari pangkalan silam
mata polos. Tangan-tangan rakus menggerakkan impian
kemusnahan, menghadang godaan angin dan tak pernah
mengaku rebah.
Begitulah layaknya barat dilayan juara
ini Asia yang tak pernah beralah
ini Asia yang tak mungkin menyerah!
di sana sorosmu
tapi di sini Mahathirku!
Lepaskan peluruh yang telah melebarkan dugaan
ampuh benua di sini makin berani bertahan.
Mata wang - mata yang memandang segala
membungkus rimas dan was-was
dengan kertas keyakinan mata wang diurus, dielus dibelai
sayang, membaja pohon kekuatan
segala bersimpuh, seluruh memburai keruh
kejatidirian bangsa mulai membuka tabir jerebu
menjengah, dari jendela wibawa dan jaguh
berani menyakini, mengakar sadar dan bangun
memburu teguh.
Jakarta, 1997.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan