KOTA LITERASI
masih sangat mencabar
ketika kotaku hanyalah kotak
di dalamnya tersisa masa sudah
pernah disulam sejarah
kota ini harum bermandi masalah
hanyalah bahagian selat
bertepian pokok api-api
akarnya penyokong
takdir kota ketika namanya
dipinggirkan kepada nama penjajah
menjadi kota kecil di pinggir Laut China
dijahit luka-luka jahat perang
berliku warga mempertahankan
masih bangunkah masa sudahmu
untuk dipelajari tingkah manusia
tidak semata menikmati perubahannya
kota metro dijulang makmur
dicintai sesiapa sahaja mengungsi
melebar diambil bukit diratah rata
tumbuh membangun prasarana
jadi tumpuan dunia
apa yang ada di dalam kotak itu
mencari dimesi berbeza dalam pelbagai
tiada paksi pemilikan yang sejati
mencari sesuatu yang asli di perutnya
hanya buih-buih tetapi timbulnya metro
budaya aslinya sekadar warisan
pada pakaian dijahit dari kepelbagaian
begitu rencam kota
memilih literasi untuk digantung
di tengahnya sambil suara
didengar hanya sebilangan pencinta
di mana para penguasa
mengangguk tetapi meneguk
saat keruh oportunis selesa
tanpa usul hala apa untuk warga,
kota hanya berharga para borguis
dan proletar, pencatur politikus
kuasa melawan kuasa
soalnya di mana kota apabila kuasa
sering bertingkah
kota literasi hebat martabatnya
tetapi bersyarat ketika fikiran bersatu
melihat seluruh daya tanpa prejudis
sangkar retoris
kota bukan berpaut semata wisata
kota harus utuh lanskapnya
dari makna besar literasi
mengangkat kota keluar dari kotaknya.
HASYUDA ABADI
RupHA
19 Oktober 2024
Tiada ulasan:
Catat Ulasan