membuka pintunya setiap awal tahun
apa yang kupandang di hadapanku kocakan warna
sambil mengombak lautan kenangan
menyampaikan ujaran makna lukisan silam
masih betah mengumpul sesal
mengulang-ulangkan kesilapan
biar pun telah berbeza antara malam dan siang
bergegas melangkah ke tahun baru
tersipu malu
dan seperti biasa – menanti hari-hari berlari
meninggalkan pengalaman
bekas yang membangun rindu, bersilih ganti
tidur dan bangun mengunyah rasa
tak pernah punah malah sasa perkasa
hutan malam dan cahaya bulan yang hadir
tenggelam,
azam membuka pintunya menarik usiaku
masuk ke dalam
sementara berkata, kubertanya
dan menunggu jawabnya
menjadi tajuk perbualan kami
yang tak pernah lelah
apa lagi mengaku alah
Kota Kinabalu
18 Jun 1997
Disiarkan di: Harian Ekspres, 16 Jun 1996
Hadiah Sastera Sabah 1996/1997
Tiada ulasan:
Catat Ulasan