Rabu, Julai 03, 2019

MENGAPA HARUS BERTERIMA KASIH?


Ini bukan pertanyaan biasa
kami masih mengumpul huruf untuk mengeja
dan menyebutnya sebelum tiba ke puncak makna
manakala tiada siapa berani lagi bertanya.
Mari pandang cermin diri dan lihatlah
ketika kita menoleh ke belakang
tak ada falsafah yang mungkar
sewaktu kita mentafsir kebenaran
bukankah kebenaran menjadi jambatan
tingkahlaku dan tingkahkata.
Meski cermin di dalam diri tak siapa
tahu kecuali Tuhan
apabila kita mengaqidahkan kata-kata ini
tapi janganlah berkata dan melakukan
tingkah durjana lalu membunuh
setiap persoalan.
Jangan ucapkan terima kasih saat terpegun
melihat cermin
tak ada wajah di dalam kaca itu, saudara
tak ada apa-apa melainkan sebuah pembohongan
kecuali memandang jauh ke dalamnya
ketika menemui ketelusan suci hati.
Di sini katakanlah apa saja
dan ucapkan syukur kepada Illahi.
21 Disember 1998
(Tersiar di: Dewan Sastera, Februari 2000
- Karya Pemenang Hadiah Sastera Sabah, 2000/2001)

Tiada ulasan: