Isnin, November 11, 2024

Menyusuri Makna dan Filosofi dalam Puisi "Larut di Samudera"


Nyaman berkayuh di samudera
qiam, geloranya adalah
kedamaian, tiba malam
membawa perjalanan 

Dalam obor
kemenangan bakal teraih
saat sampai apakah itu rahsia
perahu yang patuh?

Teruskan kembara
di samudera seribu keajaiban
qias dan keagungan.


RupHA Kota Kinabalu
2017  

Puisi "Larut di Samudera" mengajak pembaca untuk merenung dan menyelami kedalaman kehidupan yang dianalogikan dengan perjalanan di samudera. Dalam karya ini, penulis memanfaatkan metafora dan citraan alam untuk menggambarkan perjalanan spiritual atau hidup manusia yang penuh dengan tantangan, pencarian dan pencerahan.

Makna "Samudera" dalam Puisi

Samudera, sebagai latar utama dalam puisi ini, bukan sekadar gambaran fizik tentang lautan yang luas, tetapi lebih kepada ruang yang tak terbatas di mana seseorang dapat mengarungi hidup dengan segala ketidakpastian dan keindahan. Samudera dalam puisi ini mungkin merujuk pada kehidupan itu sendiri, yang penuh dengan perjalanan panjang, arus yang tak terduga, dan misteri yang tak terpecahkan.

Frasa "nyaman berkayuh di samudera" menunjukkan sebuah perasaan tenang dan damai saat seseorang sudah menemukan keseimbangan dalam menjalani hidupnya. Meskipun perjalanan hidup itu penuh dengan tantangan dan gejolak, ada ketenangan dan kedamaian yang bisa dicapai saat seseorang mampu menghadapinya dengan hati yang lapang dan penuh keteguhan.

Keagungan dan Keajaiban dalam Perjalanan
Dalam bait kedua puisi, dikatakan "qiam, geloranya adalah kedamaian." Kata "qiam" dalam konteks ini mungkin merujuk pada istilah yang sering digunakan dalam tradisi spiritual, yang mengacu pada keadaan bangun atau berjaga dalam kesadaran yang penuh. Ini mengindikasikan bahawa meskipun gelora atau gejolak hidup datang, kedamaian batin tetap dapat dijaga asalkan seseorang menjaga kewaspadaan dan ketekunan dalam perjalanannya.

Penulis juga menyebutkan "dalam obor / kemenangan bakal teraih," yang memberi kesan bahwa dalam setiap perjalanan hidup, ada suatu tujuan atau pencapaian yang hendak diraih. Obor di sini dapat diertikan sebagai cahaya yang menerangi jalan, simbol dari harapan dan petunjuk dalam kegelapan. Mencapai kemenangan tidak hanya berhubungan dengan hasil akhirnya, tetapi juga dengan keberanian untuk terus melangkah meskipun banyak rintangan menghadang.

Misteri Perahu yang Patuh
Pada bahagian "saat sampai apakah itu rahsia / perahu yang patuh?", terdapat pertanyaan yang menantang pembaca untuk berfikir lebih dalam mengenai makna di balik perjalanan tersebut. "Perahu yang patuh" boleh jadi menggambarkan diri seseorang yang setia menjalani takdir dan rencana hidup yang sudah digariskan, mengikuti aliran hidup meskipun tak sepenuhnya tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Perahu yang patuh juga dapat bererti bahawa dalam menghadapi samudera kehidupan, seseorang harus pasrah dan menyerahkan segala usaha dan penyerahan diri pada kuasa yang lebih besar, sambil terus bergerak maju.

"Seribu Keajaiban" dan Keagungan Alam
Bait terakhir mengungkapkan optimisme yang mendalam melalui "samudera seribu keajaiban / qias dan keagungan." Angka seribu dalam puisi ini tidak hanya merujuk pada jumlah yang banyak, tetapi lebih kepada simbol kemungkinan tak terbatas yang dapat ditemukan dalam perjalanan. Samudera, dengan segala keajaiban dan keagungannya, adalah cermin dari kehidupan yang penuh dengan pengalaman, pembelajaran, dan transformasi yang tak terduga.

Kesimpulan
Puisi "Larut di Samudera" adalah sebuah karya yang menggugah pembaca untuk merenung lebih dalam tentang perjalanan hidup yang penuh makna dan tantangan. Dengan memanfaatkan metafora samudera, penulis menyampaikan pesan tentang ketenangan yang dapat ditemukan dalam menghadapi gejolak hidup, pencarian kedamaian batin, serta keyakinan akan adanya tujuan dan keajaiban dalam perjalanan yang terus berlanjut. Perahu yang "patuh" mengingatkan kita untuk tidak hanya berjuang, tetapi juga untuk menerima dan berserah pada perjalanan hidup yang penuh misteri. Sebuah karya yang tidak hanya indah dalam bentuk, tetapi juga mendalam dalam falsafah yang terkandung di dalamnya.

Ahmed Iqbal

Tiada ulasan: