Label

2017 2022 A.Halim Ali Adat Agama Aktiviti HA Aktiviti IPS Al-Quran Alur Amil Jaya Ammi Manja Analisis Analisis Puisi Andekdot Anekdot Anugerah Anugerah Pena Kinabalu Anugerah Sasterawan Negeri Sabah Apresiasi Apresiasi Sastera Ariffin Artikel Artikel Sastera Artistik ASAS ASIS2 2024 ASN Azlinah Azrone Baca Puisi Bagandang BAHASA Bahasa Melayu Bait-bait Baitul Muqaddam Baju Baju Hasyuda Abadi Bakhtin Basirah Bayaran BBK Bengkel Puisi Berimpak Tinggi Berita Harian Online Bernama Bicara Karya Biodata Biodata Ringkas Biodata Ringkas2 Budaya Bukit Selembau Buku Buku Puisi Burung Burung-burung Demokrasi Catatan Perjalanan Cerpen Dajal Data Hasyuda Abadi Datuk Hj Suhaibun Yussuf DBP Malaysia DBP Sabah Deklamasi Puisi Demokrasi Desigining Dewan Masyarakat Dewan Sastera di Samudera Dialog Teluk 11 Dialogisme Diam diLembukan Dr Mahathir dunia sastera Ekokritik Emin Madi Esei Esei Sastera Fatwa Sastera Islami Fauziah Moksin Filem Fitri Foto Frost Futuristik gagasan Galeria Visual Hasyud Abadi Gapena Gizi H1 N1 HA Arts Hadiah Puisi K.Bali Hadiah Sastera Hadiah Sastera Sabah Hadijah Haji Hamka Hari Kebangsaan Hari Sastera Hasyuda Abadi Hedonis hiper Hirah HSPM Hujan Hutan Ayah Hutan Ayah (Cover) Hutan Ayahm IPS Idea Ikatan Penulis Sabah Ilustrasi intelek Intertekstualiti IPS Istiqomah Izzuddin Fitri Jakim Jamdin Buyong Janatan Kandok Jasni Matlani Jheains Juara Rakyat Julia Kristeva K.Bali Kata Kata-kata Katapilar Keberhasilan Keberhasilan Tertinggi Hasyuda Abadi Kekuasaan Kelahiran Sekuntum Cermin Keluargaku Kemali di Lahad Rahsia Kematangan Kembali di Lahad Rahsia Kembara Kalimantan Kepaduan Keratan akhbar Sabah Kesenian Islam Kesusasteraan Borneo Ketua Satu IPS Khilaf Klise Komposisi Kota Kota Kinabalu Kota Literasi Dunia Kota Sastera Kritikan Lagu IPS Larut Lirik Lagu Penulis Sabah Literasi Lukisan Maal Hijrah Madani Mahathir Mahrajan Persuratan dan Kesenian Islam Nusantara Majalah Makalah Makkah Maktab Sabah Malam Hari Tiga Malaysia Madani MAPENA KINABALU Masa lalu MASTERA Maulidurrasul MBSS Melawan Melawan Kebiasaan Membakut Memilih Memuji Menikahi Merdeka MHT Miri Montaj Motto IPA Muhasabah Muizz Musim Perubahan di Negeri Kami Muzalifah Nadwah Sastera Islam Nadwah Serantau Persuratan Islam Naratif Kesempatan Narudin Nasyid Norawi Hj Kata Numera Nur Nusantara Orang Jaga Panduan Menulis Puisi Panji Pratama Pantun Paradox Patriotisme Pelancaran Buku DBP Pemikiran Hasyuda Abadi Pena PENA. Hasyuda Pencalonan ASNS3 Pengarang Pengolah Pengurusan Sastera Penulis Penulis Kreatif Penulis Sabah Penyair Penyair Islam Percakapan Tentang Tema Perpaduan Persidangan Persuratan Kebangsaan Perspektif Persuratan Islami Pilihan raya Pingat Penulis Sabah plagiarisme Pokok politik Politikj Potugis PPS PPSB PPSMI Profesional Proper Psikologi Puisi Puisi Adalah Puisi Adalah... Fenomena Puisi Amil Jaya Puisi Esei Puisi Islami Puisi kabur Puisi Ramadan Pustaka Iqbal Nazim Putatan Rabbani Rahman Shaari Raja Lawak Rencana Riadah Seni Rumah Kita Rumah Puisi Hasyuda Abadi RupHA RupHAm Sabah Sabah Maju Jaya Sahara Sajak Koperasi Salam buat Kekasih Sastera Sastera Islam Sastera Kanak-kanak Sastera Nusantara Sastera Sabah SASTERAWAN Sasterawan Negara Sasterawan Negeri Sabah ke-3 Sasterawan Sabah Sayembara Sayembara Puisi Adalah SEA Write Award Seberkas Idea Tentang Pohon Sejarah Hadiah Puisi K.Bali Sengsara Sepanggar Sepasang Sayap Jelita Sesekali Menoleh Ke Belakang Siapa Hasyuda Abadi SMJ SMK St John Suara yang Terbuka Suntik Sunyi Surat Surat Khabar Susatera Tadabur Teater Terjemahan Tinta Titik di kalbu nazim Tokoh Mahrajan 2014 Toleran Tots Tuan Tun Juhar TYT Sabah Ucapan Ulasan Cerpen Ulasan Sayembara Peraduan Menulis Cerpen Sempena Hari Malaysia 2020 UNESCO utube Utusan Borneo Wacana Sasterawan Wasatiyyah Wawancara Zubaidi Zubir Ali

Isnin, November 11, 2024

Menyusuri Makna dan Filosofi dalam Puisi "Larut di Samudera"


Nyaman berkayuh di samudera
qiam, geloranya adalah
kedamaian, tiba malam
membawa perjalanan 

Dalam obor
kemenangan bakal teraih
saat sampai apakah itu rahsia
perahu yang patuh?

Teruskan kembara
di samudera seribu keajaiban
qias dan keagungan.


RupHA Kota Kinabalu
2017  

Puisi "Larut di Samudera" mengajak pembaca untuk merenung dan menyelami kedalaman kehidupan yang dianalogikan dengan perjalanan di samudera. Dalam karya ini, penulis memanfaatkan metafora dan citraan alam untuk menggambarkan perjalanan spiritual atau hidup manusia yang penuh dengan tantangan, pencarian dan pencerahan.

Makna "Samudera" dalam Puisi

Samudera, sebagai latar utama dalam puisi ini, bukan sekadar gambaran fizik tentang lautan yang luas, tetapi lebih kepada ruang yang tak terbatas di mana seseorang dapat mengarungi hidup dengan segala ketidakpastian dan keindahan. Samudera dalam puisi ini mungkin merujuk pada kehidupan itu sendiri, yang penuh dengan perjalanan panjang, arus yang tak terduga, dan misteri yang tak terpecahkan.

Frasa "nyaman berkayuh di samudera" menunjukkan sebuah perasaan tenang dan damai saat seseorang sudah menemukan keseimbangan dalam menjalani hidupnya. Meskipun perjalanan hidup itu penuh dengan tantangan dan gejolak, ada ketenangan dan kedamaian yang bisa dicapai saat seseorang mampu menghadapinya dengan hati yang lapang dan penuh keteguhan.

Keagungan dan Keajaiban dalam Perjalanan
Dalam bait kedua puisi, dikatakan "qiam, geloranya adalah kedamaian." Kata "qiam" dalam konteks ini mungkin merujuk pada istilah yang sering digunakan dalam tradisi spiritual, yang mengacu pada keadaan bangun atau berjaga dalam kesadaran yang penuh. Ini mengindikasikan bahawa meskipun gelora atau gejolak hidup datang, kedamaian batin tetap dapat dijaga asalkan seseorang menjaga kewaspadaan dan ketekunan dalam perjalanannya.

Penulis juga menyebutkan "dalam obor / kemenangan bakal teraih," yang memberi kesan bahwa dalam setiap perjalanan hidup, ada suatu tujuan atau pencapaian yang hendak diraih. Obor di sini dapat diertikan sebagai cahaya yang menerangi jalan, simbol dari harapan dan petunjuk dalam kegelapan. Mencapai kemenangan tidak hanya berhubungan dengan hasil akhirnya, tetapi juga dengan keberanian untuk terus melangkah meskipun banyak rintangan menghadang.

Misteri Perahu yang Patuh
Pada bahagian "saat sampai apakah itu rahsia / perahu yang patuh?", terdapat pertanyaan yang menantang pembaca untuk berfikir lebih dalam mengenai makna di balik perjalanan tersebut. "Perahu yang patuh" boleh jadi menggambarkan diri seseorang yang setia menjalani takdir dan rencana hidup yang sudah digariskan, mengikuti aliran hidup meskipun tak sepenuhnya tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Perahu yang patuh juga dapat bererti bahawa dalam menghadapi samudera kehidupan, seseorang harus pasrah dan menyerahkan segala usaha dan penyerahan diri pada kuasa yang lebih besar, sambil terus bergerak maju.

"Seribu Keajaiban" dan Keagungan Alam
Bait terakhir mengungkapkan optimisme yang mendalam melalui "samudera seribu keajaiban / qias dan keagungan." Angka seribu dalam puisi ini tidak hanya merujuk pada jumlah yang banyak, tetapi lebih kepada simbol kemungkinan tak terbatas yang dapat ditemukan dalam perjalanan. Samudera, dengan segala keajaiban dan keagungannya, adalah cermin dari kehidupan yang penuh dengan pengalaman, pembelajaran, dan transformasi yang tak terduga.

Kesimpulan
Puisi "Larut di Samudera" adalah sebuah karya yang menggugah pembaca untuk merenung lebih dalam tentang perjalanan hidup yang penuh makna dan tantangan. Dengan memanfaatkan metafora samudera, penulis menyampaikan pesan tentang ketenangan yang dapat ditemukan dalam menghadapi gejolak hidup, pencarian kedamaian batin, serta keyakinan akan adanya tujuan dan keajaiban dalam perjalanan yang terus berlanjut. Perahu yang "patuh" mengingatkan kita untuk tidak hanya berjuang, tetapi juga untuk menerima dan berserah pada perjalanan hidup yang penuh misteri. Sebuah karya yang tidak hanya indah dalam bentuk, tetapi juga mendalam dalam falsafah yang terkandung di dalamnya.

Ahmed Iqbal

Tiada ulasan: